Hening

Hening
" .......... "

Kamis, 19 Mei 2011

" FALSAFAH JAWA DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN..../ LIVE STYLE OF JAVA PHYLOSOPY..."

" This is Padi... or Pari in Javanese language..or Rice..., it's have a high Phylosopy..."

   "  Padi..........", semua manusia pasti mengetahui tentang padi...., dan apakah kita menyadari bahwa Padi sebenarnya mengandung sebuah, " Falsafah hidup yang sangat tinggi...dan sebuah pembelajaran tentang norma hidup dan kehidupan.....?". Ya..di sini saya akan mengulas tentang falsafah Pari secara Jawa  dan Njawani......

     " Sekar dadap...inggih mambet jroning roso...., hayun pamuji...anjer  lumintu mlebet jroning reh satrio..., Dewo-dewi Sekar Condro khayangan Kusumo tumurun mandap wonten sendang raos....inggih raos satrio....inggih raos Jawi....inggih raos  sepuh....inggih raos jalmi utami....inggih raosipun sedoyo Hurip...ingkang manjing wonten Joyo Jawi..... ,semunar byaaarrr...., nyawiji jroning Hurip titah jalmi.......HURIP SAK JRONING HURIP.....rahayu lan langgeng.......".


    " Pagerono Angen-angenmu lan Manjing jroning Roso Sejatimu..../ PARI...", adalah artian falsafah dari," PARI ", yang artinya bahwa hendaknya seorang manusia bisa menahan dan mengendalikan suatu keinginan / angan-angan yang berlebihan karena dorongan nafsu dan senantiasa selalu mengingat tentang paugeran hurip dan petunjuk dari hati.....

     " Dorongan nafsu yang begitu besar dan tidak adanya usaha pengendalian.., maka semua unsur hidup yaitu jiwa dan raga seseorang tersebut akan mutlak dikuasai oleh sifat kemurkaan...dan akan jatuhlah seseorang tersebut ke dalam , " Musproning Hurip../ Kesia-siaan Hidup...", yaitu suatu keadaan dimana Hdup sudah tidak lagi memancarkan," Honggo Uni Roso ing Penggalih..../ HURIP....", sudah tidak ada lagi unsur sifat KeTuhanan didalam hati dan jiwa seseorang tersebut.......".

     Bisa dikatakan juga sudah hilang sifat-sifat manusianya.....atau bisa disebutkan," Tunggak Kepanjingan Nyowo..", artinya manusia tersebut hanya seperti tunggak kayu yang dimasukin nyawa..., sudah tidak ada lagi sifat," Roso Rumongso lan Ngrumangsani..", atau tertutup mata hatinya...tidak mempunyai sifat sebagai kodratnya manusia....bebal dan ndableg....bodo dan tidak tahu malu.....


     " Pari ", juga merupakan," Piweling Adi Romo lan Ibu..", adalah nasehat yang utama atau bimbingan dan suri tauladan serta petunjuk yang edi peni dan mengandung kekuatan yang Maha dahsyat dari bapak dan ibu kita..., adalah suatu pusaka...petuah dan nasehat dari orang tua kita..bapak dan ibu kita.....sebagai bekal hidup dan kehidupan menjelang.....

      Diwaktu Pari menginjak tua maka akan semakin merunduk karena beban biji padinya yang semakin banyak dan berat di batangnya yang kecil....., " Jika sesorang mempunyai Segoro Ilmu maka biasanya dia akan semakin merunduk...rendah hati dan low profil.....tidak lagi memikirkan dirinya sendiri...tetapi mempunyai keLuasan dan Kelapangan dalam berpikir...,bersikap dan berperilaku.....".

      Ilmu yang sejati adalah Ilmu Hurip....
" Karena dengan memahami dan menguasai Ilmu Hurip...artinya Seseorang tersebut sudah tidak lagi melihat dirinya sendiri sebagai," Sang Aku ", tetapi lebih melihat kepada unsur Penyelarasan Hidup dan Penyeimbangan Hidup terhadap Alam dan seluruh makhluk ciptaanNya.......".


     Semua unsur yang terkandung di dalam Padi adalah merupakan bagian dari pengejawantahan sifat-sifat Ketuhanan....

" Biji padinya mempunyai Unsur Hidup / Hurip....atau Hurip sak Jroning Hurip..., yaitu dari sesuatu yang hidup...walaupun sederhana bentuknya tetapi mempunyai Daya Menghidupi terhadap semua makhluk.....".


  " Hal ini yang saya katakan sebagai Kemuliaan Sesama Makhluk....artinya bahwa Kemuliaan dari Padi adalah karena Sifat dari Menghidupi sesama makhluk....atau HURIP SAK JRONING HURIP.....". 

     Kekal didalam suatu naungan " Sariro Puji......", jika seseorang sudah bisa masuk kedalam tahapan hurip sak jroning hurip.., tidak ada rasa keraguan dan was-was didalam hatinya.., tetapi hanya keyakinan yang semakin terpatri didalam hatinya terhadap, " Kuosonipun Sang Akaryo Jagad...".


    Karaharjan..Kesentausaan...dan Keselarasan dalam melihat dan menyikapi terhadap hidup...., terhadap apa yang terjadi di depan mata kita...., terhadap apa yang terjadi diseliling kita...., terhadap apa yang terjadi di dalam kehidupan kita...., semua adalah WUJUD NYATA  dari sebuah lakon pagelaran hidup...., oleh karena itu manusia haruslah selalu mengingat dengan, " PAUGERAN ATI LAN ROSO HAPSARI ",  yang artinya bahwa manusia harus slalu ingat dengan  kodratnya sebagai manusia dan selalu melihat kedalam diri pribadi masing-masing...bahwa pada dasarnya manusia itu akan lemah...jika manusia tersebut tidak lagi mengenal kodratnya sebagai manusia....yang terkodrat sebagai pemelihara dan penyelaras seluruh alam dan isinya....

   

" This is the Jati tree....,and much more philosopy..."
eternal live...., strengthness...., honesty....and sincare...

 Adalah Keabadian..., kekuatan..., kejujuran dan ketulusan..., semua itu merupakan wujud dari sifat, " JATI ". Wujud dari sebuah Karya Sang Moho Agung.

" Yaitu sebuah sifat tentang Kesejatian manusia..., JATI DIRI manusia yang bersemayam di dalam qalbu dan rasa yang paling dalam..., di samudro roso dan di dalam sanubari setiap manusia....".


" Tentang hakekat diri yang terlahir dan terkodrat sebagai manusia...wajib untuk mengetahui tentang hakekat diri sebagai manusia....., asal-usul kesejatian diri sebagai  manusia...., tujuan hidup sebagai manusia....., tugas sebagai manusia....serta kodrat dan kinodrat di dalam mengarungi hidup dan kehidupan sebagai manusia....", Manusia terlahir di bumu ini tidak hanya lahir dan hidup begitu saja....., tidak hanya makan dan minum serta memuaskan keinginan hawa nafsu begitu saja...., " tetapi manusia yang terlahir di bumi ini adalah sebenarnya mengemban titah dari Hyang Widhi....".

     Titah sebagaimana yang telah diajarkan oleh Gusti mulai dari Sang manusia berada di dalam rahim ibunya.., yaitu dimana pada saat janin baru menginjak umur yang paling muda...hingga saatnya janin telah cukup umur didalam kandungan dan saatnya untuk keluar dari rahim ibunya dan melihat serta merasakan keajaiban dunia.....

    Pada saat janin mulai membentuk fisik raganya dari mulai usia kandungan muda... sampai menjelang cukup umur kandungannya..., Sang janin yang bertapa didalam, " goa garbo ", atau rahim ibunya tersebut, Tuhan secara dasar mengajari Sang janin untuk mengenal jati dirinya dan asal usulnya...yaitu terwujud melalui kepekaan dari ibunya jika janin tersebut berkontraksi dan bereaksi...., " Sang janin sudah mulai mengenal asalnya...yaitu dari orang tuanya atau ibunya..maka dia berbicara dan mengekspresikan dirinya dengan bahasa tubuhnya untuk menyapa dan mengingatkan ibunya tentang kesejatiannya sebagai calon keturunan dari ibunya.....".

    " Pun kembali jika seorang manusia sudah mulai beranjak dewasa..., maka dia harus mengetahu asal-usulnya.., jati dirinya...karena sebenarnya bahwa semakin bertambah umur seorang manusia....maka semakin dia akan mendekati proses kembali kepada ASAL-USULNYA...yaitu CAHAYA.....atau Sukmo sejati yang bercahaya...dan harus kembali dengan wujud yang BERCAHAYA...seperti asal mulanya sebelum diwujudkan kedalam RAGA MANUSIA...kepada pemilikNYA.....".

     " Jika manusia selalu mendewakan nafsu angkara murkanya..., maka tidak akan bercahaya sukmo sejatinya..., artinya bahwa belum bisa untuk kembali menyatu dengan Tuhannya....jika manusia tersebut akan berpulang..., karena unsur hurip di dalam Sukmo Sejatinya dipadamkan oleh nafsu angkara murka...sehingga hal tersebut yang dimaksud dengan SALAH JALAN.....atau NYASAR...., karena Kodrat Sukmo Sejati adalah bercahaya....maka jika saatnya pulang kepada pemilikNya...harus benar-benar BERCAHAYA SEPERTI PADA ASAL MULANYA  DULU....".


     " Karena KESEJATIAN atau JATI DIRI...., dan manusia yang sudah mencapai tahapan mengenal Jati Dirinya dan Kesejatian Hidupnya...., maka JIWA dan SUKMO SEJATINYA akan langgeng dan kekal nyawiji dengan SANG AKARYO JAGAD......", sewaktu hidup di dunia tidak ada rasa kecemasan dan ketakutan serta was-was...., yang ada hanya RASA SYUKUR yang terus dipanjatkan melalui hati sanubarinya...., walau dengan kondisi dan keadaan apapun..., JIWANYA  AKAN TETAP TENANG DAN DAMAI DALAM KEABADIAN DARI GUSTI....YANG TERPATRI DI DALAM SANUBARINYA.....


" The Lake Phylosopi of Java...".

" Telaga atau Sendang ",  adalah sumber mata air yang keluar dari permukaan bumi...
Terwujud karena welas asih Gusti..., yaitu sebagai pembawa sumber mata air hidup dan penghidupan seluruh makhluk ciptaanNya....

" Tetesing embun ingkang medal saking wahono bumi...., inggih tetesing nikmat lan wujud welas asihing Gusti ingkang Akaryo Jagad...., wujud saking joyo rebowo hurip.....wujud saking cahyoning hurip...., wujud saking pujo-pujinipun  Bethoro Wisnu dumateng Gusti....".


" Sumber mata air itu ada di dalam hati sanubari manusia...", yaitu sumber mata air, " Ilmu Sejati....", yaitu sumber mata air petunjuk Gusti...., sumber mata air sifat-sifat Gusti....., sumber mata air kebenaran yang hakiki...., sumber mata air penyejuk hidup dan kehidupan....., sumber mata air penerang hidup...., " sumber dari semua sumber mata air Ilmu Sejati...yang akan memancar dengan deras jika seorang insan sudah bisa mengendalikan nafsu pribadinya dan madeg atau berdiri sebagai manusia sejati yang dalam berkata dan bersikap serta melangkah selalu dengan eling lan waspodo serta welas asih / kasih sayang...terhadap sesama manusia dan alam semesta beserta seluruh isinya......".


    " Sumber Mata Air Kehidupan itu ada disetiap sanubari Manusia....dan Manusia wajib untuk meraih dan mengejarnya.....hingga mencapai drajat sebagai Manusia yang berbudi bowo laksono...dan Manusia yang mengetahui tentang Titahnya sebagai Manusia Sejati...pembawa Amanat dari Gusti Akaryo Jagad.........................".






" They are Arjuna and Srikandi....".
true love...in the true living....


Arjuna dengan sifat ksatrianya yang bisa," mencolo putro dan mencolo putri...", artinya bahwa Arjuna bisa mempunyai sifat kebapakan dan sifat keibuan....dalam artian berwatak ngemong dan ngayomi didalam lingkup pergaulan dengan sesama manusia..., bahwa Arjuna selalu menjaga sikap dan perkataannya di dalam berinteraksi dan bergaul dengan sesamanya...dan membuang jauh sifat, " Keakuan ", pada dirinya...

" Berpura-pura bodoh hanya semata-mata untuk menjaga perasaan dari sesamanya....,semua ini atas dasar sikap Satrio yang diterapkan oleh Ksatria Pandawa ini.....",

Sehingga Para Dewa pun mengasihi dan menyayanginya......., " mempunyai kemampuan dan  kekuatan yang besar...semata-mata untuk melaksanakan tugas Kinodratnya dalam menegakkan kebenaran dengan tulus dan iklas tanpa pamrih dan memberi pengayoman kepada kawulonya.....atau rakyatnya.....".

     Sama juga dengan istrinya Srikandi...., persis mempunyai sifat yang sama dengan Arjuna..., mempunyai watak Ksatria dan bisa mencolo putro dan putri......, smua sikap itu dilakukan atas dasar, " Ketulusan ", dalam usahanya meraih, " Hakekat Hidup Yang Sejati....".




              Semoga bermanfaat..........hayyu rahayu..........................................................


   

2 komentar: