Hening

Hening
" .......... "

Senin, 02 Mei 2011

" Menyikapi Permasalahan Hidup dengan Cara Jawa " ( bag.1 )

     Sugeng rawuh sederek-sederek seluruh Indonesia...pada postingan ini saya akan membahas mengenai cara bersikap dan menyikapi permasalahan hidup dengan cara dan konsep secara Jawa. Pertama-tama saya akan membicarakan mengenai sebuah " Konsep Adiluhung Jawa ", yang pada hakekatnya adalah suatu konsep yang didalamnya terkandung banyak ajaran dan ilmu tentang mengarungi hidup yang sejati yang didalamnya terdapat banyak macam cara yang tentunya banyak mengandung unsur " keluhuran ". Kalau kita bicara mengenai " Keluhuran " di dalam suatu konsep Adiluhung Jawa maka tidak akan lepas dari " Sebuah ajaran budi pekerti ". Ajaran budi pekerti sebenarnya dalam era dekade tahun 80 an masuk dalam kurikulum sekolah formal..tetapi seiring berjalannya waktu kurikulum tersebut hilang sampai sekarang. Entah dengan sebab yang tidak jelas. Oleh karena itu dalam melihat situasi jaman seperti sekarang ini maka Konsep ajaran budi pekerti adalah sangat penting untuk diperkenalkan kembali kepada masyarakat kita.
    
     Maka dari itu dalam membentuk dan membangun watak dan ciri kepribadian yang mempunyai budi pekerti adalah sangat banyak tahapannya...tetapi dengan banyaknya tahapan tersebut, seseorang akan berhasil menjadi manusia yang mempunyai jiwa besar..., manusia yang mempunyai kecerdasan rasio, emosional dan spiritual.., manusia yang mempunyai banyak sifat-sifat keTuhanan sehingga pada akhirnya nanti jika masuk kedalam lingkungan bermasyarakat akan selalu menjadi suri tauladan dan panutan masyarakat banyak.

  •      Tahapan dari suatu proses menjadi manusia yang mempunyai Kepribadian yang Luhur antara lain...:
     1. Seorang laki-laki jika sudah menikah dan istrinya mulai terlambat datang bulan, bahkan terlambat mulai dari 1 minggu,2,3 atau 1 bulan, harus benar-benar mengetahui bahwa dia akan mempunyai calon penerus keturunan, oleh karena itu disamping harus menjaga perbuatan sikap dan tindak tanduk juga harus melaksanakan tirakat sesirih...., timbul pertanyaan kenapa harus tirakat sesirih..???, jawabannya adalah karena suami atau calon ayah tersebut akan membentuk, " Caracter calon jabang bayi yang mempunyai keluhuran budi pekerti..", kenapa bisa seperti itu..??, calon jabang bayi sewaktu didalam rahim ibunya sejak usia kandungan dini sampai saatnya keluar adalah " bertapa dalam sebuah rahim yang gelap gulita...tidak ada cahaya dan bertapa nyungsang maksudnya terbalik posisi janinnya...tidak makan atau minum secara langsung dari mulut selama 9 bulan 10 hari tetapi hanya ditransfer sari-sari makanan dari ibunya melalui pusar sang janin...", nah didalam proses bertapanya sang jabang bayi tersebut adalah dalam suatu keadaan manembah kepada Gustinya...,manembah yang dimaksud adalah bukan scara harfiah seperti manusia dewasa..tetapi manembah secara batin..,secara sukmo..dan secara ragawi dalam kapasitasnya sebagai janin...
        Wujud manembahnya Sang janin kepada Gustinya ditandai sejak dari usia dini yaitu diwaktu Sang ibundanya nyidam.....,nyidam adalah keinginan dari sang ibu baik itu keinginan makan yang kadang nganeh-nganehi bahkan juga keinginan yang kadang gak masuk akal...., hal ini adalah sebenarnya proses komunikasi antara janin dengan Gustinya....dan terwujudlah sikap nyidam dari ibundanya karena welas asih dari Gusti kepada hambanya...

" Wujud welas asih kepada hambanya tersebut terlahir karena nyidamnya Sang ibundanya....sehingga terjalinlah suatu hubungan batin yang kuat antara sang janin dengan ibundanya..."

       Sehingga dengan tekunnya sang bapak didalam menirakati calon bayinya.....bisa diartikan bahwa sang bapak sudah mulai membentuk dan mencetak kepribadian dari calon bayinya tersebut menjadi pribadi yang mempunyai caracter dan watak yang baik....yang pada akhirnya nanti bisa menjunjung drajatnya orang tua, slalu patuh kepada orang tua, taat berbakti dan lembah manah dalam bersikap dan bergaul dengan siapapun....

      Tirakat yang bagaimana dalam hal membentuk calon anak yang didalam kandungan menjadi anak yang berbudi yang luhur....??, sangat simple sebenarnya....antara lain : Mengurangi makan, minum dan tidur....puasa lebih bagus lagi....baik itu senin kamis ataupun puasa weton....,dalam hal ini yang paling harus bisa dilakukan oleh sang bapak adalah dengan mengurangi makan dan minum serta tidur..dan diwaktu malam selalu memanjatkan doa kepada Gusti...kemudian didiringi dengan sikap perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari, tidak boleh berkata kotor..sumpah serapah, menghardik kasar dan sikap-sikap negatif lainnya sampai sang bayi akan lahir.Dengan cara itulah akan tercipta anak-anak generasi bangsa yang mempunyai pondasi keluhuran budi yang kuat..,tinggal nantinya mendidik dan mengarahkannya saja karena anak yang ditirakati oleh orang tuanya sejak dalam kandungan itu akan lebih cerdas dan bisa tajam naluri perasaanya dalam menyikapi kehidupan. Dan budi pekertinya akan luhur tidak gampang terpengaruh hal-hal yang merugikannya nanti. ( akan saya lanjutkan pada bagian 2 " Menyikapi Permasalahan Hidup Dengan Cara Jawa ". ( bag.2 ) ).

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar